Sejarah Ogoh-Ogoh Di Bali

“Ogoh-ogoh” penamaan ogoh-ogoh diambil dari sebutan ogah-ogah dari bahasa bali, artinya sesuatau yang di goyang-goyangkan,”ogah-ogah, ogoh-ogoh, kala-kali lumamapah/ogah-ogah, ogoh-ogoh, ngiterin dese” salah satu lirik lagu wajib di hari pengerupukan satu hari sebelum perayaan nyepi. Ogoh-ogoh sebetulnya tidak memiliki hubungan langsung dengan upacara Hari Raya Nyepi. Sejak tahun 80-an, umat hindu mengusung ogoh-ogoh yang dijadikan satu […]

Agama Hindu Bali disebut pula Agama Hindu Dharma atau Agama Tirtha atau agama Air Suci adalah suatu praktik agama Hindu yang umumnya diamalkan oleh mayoritas suku Bali di Indonesia. Agama Hindu Bali merupakan sinkretisme (penggabungan) kepercayaan Hindu aliran Saiwa, Waisnawa, dan Brahma dengan kepercayaan asli (local genius) suku Bali. Peninggalan terkuno yang dikenal di Indonesia […]

Tidak sedikit orang tua yang mengeluh berat bahwa anaknya sudah dicintai habis-habisan, tapi ujungnya bermasalah juga. Sebagian sahabat bercerita di kelas meditasi, tidak saja hartanya nyaris habis, bahkan tubuhnya pun hampir habis untuk menyelamatkan anaknya yang terkena narkoba. Dari manusia jenis ini sering muncul kesimpulan berbahaya bahwa keluarga adalah nerakanya jiwa. Dalam bahasa spiritual yang […]

Alam samsara ini penuh dengan jiwa yang luka. Jangankan di dunia para ksatria (politisi, polisi, tentara), bahkan di dunia para Brahmana (penekun spiritual mendalam) pun banyak luka jiwa. Ada saja kejadian yang membuat jiwa jadi luka. Dan diantara berbagai alasan yang tersedia, pikiran yang sempit dan picik adalah faktor yang sangat dominan dalam hal ini. […]

Watugunung (Watu Gunung) yang disebutkan dalam wuku dengan urip 8 dan bilangan 30. Tersebutlah sebuah kisah watugunung sebagaimana yang disebutkan dalam lontar medangkemulan, sebagai salah satu acuan lontar dalam perhitungan kalender Bali. Watugunung adalah seorang anak dari raja Kundadwipa yang bernama Dang Hyang Kulagiri dan ibunya bernama Dewi Sintakasih. Pada mulanya diceritakan, setelah lama bersuami […]

Inilah prosesi terakhir dalam pernikahan tradisional adat Bali yang menganut agama Hindu, Mejauman Ngabe Tipat Bantal. Setelah Sarira Samkara/ Makala-kalaan, kemudian diteruskan dengan Mewidhi Widhana serta upacara Majaya-jaya, Majauman merupakan rangkaian terakhir dalam tiga upacara yang dilaksanakan dalam upacara pernikahan adat Bali. Mejauman berbeda dengan mejauman ngabe tipat bantal. Kata mejauman berasal dari kata jaum […]

Ronsen Niskala adalah sebuah ritual yang berfungsi untuk dapat mengetahui kebenaran secara niskala dalam sebuah ritual mapinunas yang dilakukan melalui seorang Jro Balian sebagai pengantar spiritual. Dikisahkan, seorang pria remaja datang diantarkan oleh temannya ke Kamar Suci Bali Niskala untuk dapat dironsen, Mukanya kelihatan begitu jenuh dengan masalah yang dihadapinya. Sebuah kisah sedih dari seorang penangkilan […]

Karang Panes atau nyakitin adalah pekarangan yang tidak baik untuk dijadikan tempat tinggal karena konon orang yang menempati atau menghuninya akan kerap kena bencana, acap bertengkar lantaran hal-hal sepele, sering kecurian, kena fitnah, diganggu mahluk halus dll. Namun, apabila memang terpaksa menempati atau menghuni karang panes dapat meruwatnya dimana dalam mengetahui karang panes dan untuk […]

1. Pura Ratu Pasek Pura ini adalah salah satu dari Catur Parhyangan. Letaknya disebelah timur Pura Panataran Agung. Pura atau kahyangan ini adalah salah satu panyungsungan pusat Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi,yang lebih dikenal dengan sebutan Warga Pasek. Pura ini juga merupakan panyungsungan pusat dari keturunan Mpu Kamareka atau yang lebih dikenal dengan sebutan […]

Di Desa Adat Batu Lantang Desa Sulangai Kecamatan Petang Kabupaten Badung terdapat pura yang diberi nama Pura Kancing Gumi. Kapan pura ini didirikan, belum ditemukan sumber-sumber yang meyakinkan dari sudut pandang ilmu sejarah. Meski demikian, ada sumber yang menguraikan sedikit tentang Pura Kancing Gumi tersebut yaitu Lontar Dewa Purana Giri Wana. Lontar tersebut menguraikan tentang […]