Dalam pergaulan yang serba terbuka sekarang ini, meski banyak mengalami perubahan, bahasa Bali diyakini akan tetap lestari. Takkan punah. Yang ada justru pengembangan. Sebab, seperti bahasa Jawa bagi orang Jawa dan Bahasa Sunda bagi orang Jawa Barat, bahasa Bali merupakan bahasa Ibu bagi masyarakat pulau Dewata.
Keyakinan itu disampaikan oleh Kepala Balai Bahasa Provinsi Bali I Wayan Tama.
“Bahasa Bali sebagai bahasa ibu, seperti halnya bahasa Jawa tidak akan punah,” ungkapnya.
Menurutnya, suatu bahasa Ibu takkan punah bila penggunanya cukup banyak dan memiliki tradisi selain wicara yang juga menggunakan bahasa yang sama.
Bahasa Bali, terang Wayan Tama, jumlah penuturnya tergolong banyak, bahkan sebagian besar keluarga di Bali menggunakannya. Disamping dalam percakapan di lingkungan keluarga, masyarakat Bali juga memiliki tradisi menulis huruf Bali. Belum lagi dalam berbagai pertunjukan kesenian seperti Wayang Kulit, Bondres, Arja, Drama Gong, Geguritan, dan lain sebagainya, juga menggunakan bahasa Bali.
“Dalam pergaulan, dalam upacara agama, maupun dalam percakapan dalam keluarga, Bahasa Bali senantiasa digunakan. Di samping itu, Bahasa Bali juga punya tradisi tulisan,” paparnya.
Diakui oleh Wayan Tama, memang ada perubahan atau pergeseran dalam penggunaan bahasa Bali dalam dasawarsa terakhir. Namun hal ini tidak membuat penggunaan bahasa Bali menjadi berkurang. Yang ada, dalam pengamatannya, justru pengembangan, yakni penyesuaian bahasa asing atau luar Bali ke dalam bahasa Bali.
“Orang Bali memang juga mengambil istilah-istilah baru yang tidak ada dalam kosa kata Bahasa Bali, seperti kata televisi atau handphone, yang diadopsi dalam perakapan Bahasa Bali,” kata Tama.
Itulah yang membuat bahasa Bali akan tetap lestari, takkan punah. Terlebih-lebih, menurut Wayan Tama, posisi bahasa Bali sebagai Bahasa Ibu juga diperkuat oleh kebijakan Pemerintah Daerah Bali yang telah memasukkan Bahasa Bali sebagai muatan lokal dalam kurkulum pendidikan yang wajib diajarkan pada murid dari tingkat SD, SLTP hingga SLTA.
Catatan Redaksi:
Dalam pengamatan POPBALI, belakangan ini di Bali mulai berkembang jenis banyolan baru. Beberapa diantaranya mengikuti trend nasional. Bondres yang dikemas dengan format menyerupai “Overa Van Java” misalnya. Atau tampilan solo ala “standup comedy.” Semuanya diadaptasi dan menggunakan bahasa Bali. Kreativitas seperti ini patut diapresiasi.
Perkembangan menarik lainnya, sehubungan dengan upaya pelestarian bahasa Bali di era digital sekarang ini, adalah hadirnya dukungan dari Google. Sejak 15 Februari 2013, perusahaan mesin pencarian (search engine) terbesar di dunia ini menghadirkan halaman muka pencarian berbahas Bali yang disebut dengan “Google Basa Bali.” Menurut POPBALI, Ini merupakan bentuk pengakuan bahwa bahasa Bali memiliki jumlah pengguna yang dinilai cukup tinggi.
“Sebagai bahasa daerah yang digunakan oleh 4 juta orang, kami berharap bahasa Bali di Google akan memudahkan lebih banyak lagi pengguna internet menemukan informasi yang mereka butuhkan,” papar Rudy Ramawy, Head of Country Google Indonesia, dalam press rilisnya saat peluncuran.
Dua bahasa daerah di Indonesia yang tersedia sebagai pilihan dalam laman muka mesin pencarian Google, sampai saat ini, hanya Bahasa Bali dan Bahasa Jawa. –sumber