Suatu kali Parwati bertanya pada Siva, ” Tuan, mohon diceritakan mengapa anda memakai bulan sabit di dahi anda? Apakah yang melatar belakanginya ? Siva kemudian memberitahukan ceritanya.
Pada masa lampau dimana Parwati masih dalam inkarnasi seorang wanita bernama Sati, Putri raja Daksa. Sebagai Sati dia menikah dengan Siva. Karena Daksa telah menghina Siva, suaminya, maka Sati memutuskan untuk bunuh diri.
Setelah kepergian Sati, Siva tidak lagi mendapatkan kebahagiaan dalam apapun. Beliau mulai tinggal di hutan dan melakukan tapasya. Karena saking hebatnya tapa brata Siva, sehingga semua pepohonan yang tumbuh didekat pertapaan beliau hancur menjadi abu. Ketika Siva mulai berpindah-pindah tempat, maka berbagai tempat hangus terbakar. Hal ini membuat para dewa tercengang. Mereka kemudian meminta nasehat Brahma.
Brahma bersabda, ” Sebaiknya kita membawa dewa bulan, Candra dan menghadiahkannya pada Siva. Sinar Candra yang menyejukkan itu akan membuat Siva senang dan tenang”. Para Dewa kemudian menaruh Candra dalam sebuah kendi amrta. Mereka juga membawa sebuah kendi lain yang berisikan racun. Dengan membawa kedua kendi itu, mereka pergi dan mempersembahkannya kepada Siva.
Brahma bersabda ” Para Dewa membawakan anda dua kendi ini sebagai hadiah, Mohon terimalah”. Pertama-tama Siva mengambil kendi yang berisikan amrta. Segera setelah dibuka, Candra yang berwujud bulan sabit segera menempel di dahi Siva. Selanjutnya Siva mengambil kendi yang berisi racun dan menyentuh isi kendi itu dengan jari tengahnya dan mengoleskannya dilehernya hingga berwarna biru. Oleh karena itulah Siva juga bergelar Nilakantha yang berarti leher yang biru. Dan karena bulan sabit yang ada di dahi beliau maka Siva juga bergelar Candrasekhara. Setiap kali melihat bulan sabit itu Siva jadi terhibur. —sumber