Jogor Manik (Sang Jogormanik) adalah Bhatara/Dewa dalam prabawaNya untuk mengadili atma, yang disebutkan Sang Jogormanik berstana di Tegal Penangsaran sebagai bagian dari Tri Mandala Pura Besakih.
Bila Atma mencapai Neraka, maka nerakanya berupa asap dan disambut oleh Jogormanik (Ida Bathara Jogor Manik) serta para wil sebagaimana disebutkan dalam sorga dan neraka dalam upacara ngaben.
Dalam kutipan perjalanan spritual Bhima, yang memberi pengalaman bathin tentang pelaksanaan bagi para atma setelah lepas ke alam niskala, sesuai karma perbuatan yang dilakukan saat menghuni raga manusia di mayapada dalam cerita rakyat Bali, “Bhima Swarga”, disebutkan pula bahwa:
Sang Jogor Manik sedang berhadapan dengan atma aniti krama, atma yang semasa hidupnya sangat tidak ramah tamah dan selalu membanding – bandingkan tamu yang datang kepadanya.
Begitu pula dalam kelahiran manusia disebutkan pula bahwa Sang Jogormanik sebagai salah satu saudara yang menemani manusia di dunia kira-kira selama empat tahun setelah manusia dilahirkan. Di Nusa Penida ada sebuah pura dengan nama pura Puncak Mundhi dan yang berstana adalah Ratu Ayu sebutan dari Ibu Durga Dewi yang menguasai kematian. Di sebelah pura Puncak Mundhi adalah pura Dalem yang bernama Pura Dalem Kerangkeng. Menurut Pinisepuh, Pura Dalem Kerangkeng adalah semacam penjara atau kerangkeng yang diperuntukkan bagi roh-roh manusia yang semasa hidupnya melakukan kejahatan atau untuk manusia yang berbuat jahat melebihi dari jahatnya para bebutan-bebutan atau buta kala.
Yang melinggih di pura Dalem Kerangkeng adalah Ida Bhatara Jogor Manik. Ida bisa melihat siapa dan dimana manusia itu berada serta apa yang dilakukannya. Ida Bhatara Jogor Manik juga adalah yang bertugas mencatat kapan waktu kematian seseorang di muka bumi ini. Dalam melaksanakan tatanan kewenangannya, Ida mempunyai empat pengawal yang akan bertugas menjemput dan mengantar roh-roh manusia.
Ida Bhatara jogor manik juga berstana di pura Dalem Puri, Besakih. Karena Ida mengetahui perbuatan-perbuatan manusia semasa hidup di bumi dan apabila waktu hidup dulu pernah membuat kejahatan melibihi kejamnya para bebutan-bebutan yang dikuasai oleh Ida Bhatara Ratu Gede Mas Mecaling maka roh manusia tersebut dari pura Dalem Puri langsung di antar ke pura Dalem Kerangkeng untuk menjalani sebuah hukuman tergantung dari berapa besar karma buruk yang diperbuat semasa hidupnya. Kalau roh manusia sudah sampai masuk ke dalam pura Dalem Kerangkeng maka manusia tersebut akan sulit untuk bereinkarnasi atau lahir kembali ke dunia. —sumber