BALI EXPRESS, DENPASAR – Kepongor adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan halangan atau musibah yang akan datang, jika melaksanakan yadnya dengan banten yang tidak dibuat oleh tukang banten khusus. Mitos ini jadi momok tersendiri bagi kaum wanita karir.
Lantaran waktu yang terbatas untuk melaksanakan yadnya, akhirnya seseorang terpaksa membeli bebantenan sebagai solusi terbaik. Salahkah bila itu terjadi? Ida Pandita Jaya Acharya Nanda mengatakan, mitos kepongor tersebut hanyalah isapan jempol semata.
“Mitos itu salah kaprah. Namun, bukan berati sepenuhnya salah. Memang benar jika sebuah banten dibuat oleh seseorang yang tidak memiliki pengetahuan tentang banten, dipastikan ada yang kurang atau melenceng dari pakemnya. Dengan kondisi seperti itu, pasti akan timbul masalah di belakang,” ujarnya.
Namun ia menambahkan, bukan berarti juga bebantenan itu harus selalu dibuat oleh ahli banten. “Jika kita mau dan memiliki waktu, ada baiknya kita membuat seluruh ornamen bebantenan itu sendiri. Selain kita yakin bahwa bahan yang digunakan itu sukla (bersih), kita juga dapat mengerti apa saja makna yang terkandung dalam bebantenan yang kita buat. Jika beli, belum tentu kan bahan – bahannya benar benar sukla atau suci dan bersih,” paparnya.
(bx/tya/yes/JPR) –sumber