RadarBali.com – Sepekan setelah dinyatakan status awas, Gunung Agung di Karangasem belum juga meletus.
Padahal, hingga kemarin (28/9) aktivitas gempa vulkanik masih tinggi. Selama 24 jam terekam 500 kali lebih gempa dangkal dan dalam.
Tak kunjung meletusnya Gunung Agung diperkirakan magma di dalam perut gunung tidak mampu menjebol lapisan permukaan yang sangat kuat.
“Lapisan penutupnya Gunung Agung sangat kuat. Mungkin energi tekanan magma tidak bisa membuka pipa (saluran) magma yang sudah 54 tahun membeku,” ungkap Kabid Mitigasi Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana (PVMBG), Gede Suantika kepada Jawa Pos Radar Bali, kemarin.
Ketidakpastian itulah yang membuat Gunung Agung pada fase kritis. Untuk magma diperkirakan masih berada di kedalaman 5 – 10 kilometer.
Ditambahkan, erupsi Gunung Agung 1963 tidak bisa sepenuhnya dijadikan patokan memprediksi letusan saat ini.
Sebab, erupsi 1963 silam terjadi setelah ada aktivitas gempa selama sepekan. Nah, sekarang aktivitas gempa sudah lebih sepekan tapi belum juga erupsi.
Apakah Gunung Agung bisa batal meletus? Dijelaskan Suantika, belum ada alat yang bisa memastikan Gunung Agung jadi erupsi atau tidak.
“Karena itu, lebih baik waspada dan melakukan langkah antisipasi terburuk jika terjadi sesuatu dengan Gunung Agung,” paparnya
(rb/san/mus/mus/JPR) –sumber