Tradisi lukat Geni di Puri Satria Kawan, Banjar Satria, Dawan, Klungkung hampir mirip dengan tradisi Ter-teran di desa jasri, karangasem. Biasanya melukat atau membersihkan diri secara niskala menggunakan air, tapi kali ini menggunakan sarana geni (api).
Tradisi lukat Geni merupakan tradisi turun-temurun masyarakat Banjar Satria yang bertujuan untuk melukat atau membersihkan diri. Tradisi lukat geni merupakan tradisi peperangan dengan sarana api dilaksanakan pada petang menjelang malam hari sebelum pawai arakan ogoh-ogoh.
Dengan senjata utama yaitu daun kelapa kering yang sudah dibakar lalu dipukul-pukulkan kepada lawan, yang menimbulkan percikan-percikan api sehingga para peserta terlihat seperti mandi api makin semarak dengan diiringi tabuh baleganjur.
Bagi yang menonton diharapkan untuk sedikit menjauh karena tradisi ini kadang memanas sehingga percikan api akan terbang kemana-mana. Setelah perayaan tradisi ini mereka saling tawa dan tidak ada saling dendam karena makna tradisi ini bukanlah perang untuk mencari pemenang tapi lebih kepada kebersamaan.
Keyakinan dari para peserta bahwa api tidak akan melukai atau membakar diri peserta tetapi akan membersihkan diri. Lukat Geni berasal dari kata lukat atau melukat yang memiliki makna membersikan diri dari kotoran lahir dan batin, sedangkan geni yang berarti api, sehingga ritual ini bertujuan untuk membersihkan diri secara lahir dan batin dari kekotoran dengan sarana api.
Masyarakat sangat menikmati tradisi Lukat Geni ini karena meyakini tradisi ini sebagai wujud pembersihan diri yang dapat mebakar kesialan dan dilebur dalam bara api. |sumber