Pelinggih Kemulan Rong Tiga merupakan pelinggih yang paling inti dalam Sanggah atau Merajan. Dalam pelinggih Kemulan Rong Tiga sesungguhnya yang disembah atau disungsung adalah Ida Bhatara Guru atau Leluhur yang telah suci. Masalah ini diputuskan dalam Seminar Kesatuan Tafsir Terhadap Aspek-aspek Agama Hindu dimana ditetapkan bahwa Kemulan Rong Tiga adalah Pelinggih Tri Murthi/ Hyang Kamimitan atau Hyang Kemulan. Menurut Prof. Dr. Tjok Rai Sudharta MA (SARAD No. 41/2003) ada beberapa isi lontar yang sejalan dengan penjelasan diatas adalah :
- Lontar Usana Dewa :
Pada sanggah Kemulan yang berstana adalah Sang Hyang Atma. Kemulan rong kanan adalah Para-atma yaitu bapak. Di Kemulan rong kiri adalah Siwa-atma yaitu ibu. Di Kemulan rong tengah adalah wujudnya Brahma, yaitu ibu bapak yang sudah berwujud Sang Hyang Tuduh.
- Lontar Gong Besi
Pada Kemulan rong kanan sebagai bapak adalah Para atma. Pada Kemulan rong kiri sebagai ibu namanya Siwa atma. Pada Kemulan rong tengah wujudnya sebagai Susuna atma atau leluhur seterusnya, yaitu ibu bapak dalam wujudnya pulang kepada Hyang Kuasa yaitu Sang Hyang Tunggal, mempersatukan wujud.
- Lontal Purwa Bumi Kemulan
Yang berstana di Sanggah Kemulan adalah atman sebagai Batara Hyang Guru atau Guru Rupaka.
- Lontar Siwa Gama Kemulan
Yang berstana di Sanggah Kemulan adalah Sang Pitara dengan menyebutkan “Kramanta Sang Pitara muliheng batur Kamulannya nguni”.
Jadi Lontar-lontar tersebut menekankan bahwa yang berstana di Sanggah Kemulan adalah Atman atau Pitara atau Sang Hyang Guru (maksudnya Guru Rupaka). Roh-roh suci atau Dewa Hyang atau Batara Batari keluarga itu sendirilah yang distanakan di Kemulan rong tiga dan rong kalih yang disembah oleh keturunan mereka. Yang disembah bukan Tri Murti atau Tri Purusa lagi, karena semua itu sudah menjadi jiwatman yang berasal dari Guru Rupaka. Bukan Batara Guru, tetapi Guru Rupaka keluarga itu (Suhardana, 2011:61). Pada pelinggih Kemulan kita memohon perlindungan dan keselamatan apabila kita akan bepergian jauh. Pada pelinggih Kemulan Rong Tiga dapat dihubungkan dengan ajaran “Tri Rnam”,agar kita selalu ingat dan memuja kebesaran Sang Hyang Widhi yakni tiga hutang manusia yang harus dibayar, yaitu :
- Hutang kehadapan Sang Hyang Widhi dan semua manifestasinya.
- Hutang kehadapan Maha Rsi
- Hutang kehadapan Leluhur
Timbul suatu pertanyaan mengapa kita menyembah roh leluhur yang telah suci? Kita melakukan hal itu, karena tujuan akhir dari kehidupan manusia adalah bersatu dengan yang maha suci. Dewa Pitara yang distanakan di Kemulan itu, oleh karena telah mencapai kedewaan atau alamnya Sanghyang Tri Murti, maka Dewa Pitara itu diidentikkan dengan Sanghyang Tri Murti. Akan tetapi palinggih ini bukan pelinggih Tri Murti. Pengidentikkan ini bisa diterima karena Hindu mempercayai adanya moksa yaitu luluh bersatunya Pitara/Atma dengan Dewa atau Tuhan.
Oleh karena Dewa Pitara itu identik dengan Sanghyang Tri Murti, Dewa Pitara yang berstana di Kamulan juga disebut Bhatara Hyang Guru. Bhatara Hyang Guru di sini adalah Dewa Pitara itu sendiri dan Bhatara Guru adalah Dewa Siwa, dalam fungsi beliau sebagai pendidik umat manusia (Winanti, 2009:32). Konsep penyatuan sivasiddhanta dalam pelinggih Kemulan Rong Tiga adalah adanya Sekta Siwa, Brahma dan Wisnu karena Dewa Pitara itu identik dengan Sanghyang Tri Murti. Bhatara Guru dalam pelinggih Kemulan Rong Tiga adalah Dewa Siwa, dalam fungsi beliau sebagai pendidik umat manusia. —sumber