BALI EXPRESS, DENPASAR – Makna upacara di Bali tentu sangat diyakini oleh masyarakatnya. Apalagi berkaitan dengan manusianya. Dan, jika upacara untuk manusia tidak dilaksanakan, maka dampaknya akan kembali ke manusia itu sendiri.
Upacara Ngulapin sangatlah penting dilaksanakan. Hal ini bertujuan agar setelah mengalami musibah, baik pratima, manusia, atau pun jasad yang telah dikubur agar semua kembali normal seperti sedia kala. “Khusus untuk jasad agar dapat dilanjutkan ke prosesi berikutnya,” ujar Mangku I Wayan Satra yang diwawancarai Selasa (7/2).
Lebih lanjut dijelaskan Satra, salah satu yang bisa dirasakan dampaknya adalah Ngulapin orang baru sembuh dari penyakit, khsusnya penyakit yang keras dan telah lama diderita. Hal ini bertujuan supaya orang yang diupacarai ini bisa makan segala macam makanan. Maksudnya, tidak terpengaruh oleh makanan yang menyebabkan sakitnya kumat atau kambuh. Dalam bahasa Bali disebut dengan betus. Kendati ia sudah sehat, tapi kalau belum diadakan upacara pangulapan ia tidak boleh makan sewenang-wenang seperti makan jotan atau surudan, daging guling dan lain sebagainya. Bahkan, juga tidak diperkenankan keluar rumah.
“Karena sebelum dilaksanakan pangulapan, catur sanak yang merupakan pelindung sekaligus saudara manusia secara niskala belum mendapati keseimbangan,” tutup Satra.
(bx/gus /rin/yes/JPR) –sumber