PENERAPAN ETIKA PADA TAT TWAM ASI , TRI HITA KARANA , DAN TRI KAYA PARISUDHA
“Om Swastiastu”
Pada postingan ini saya akan berbagi mengenai “Penerapan Etika Pada Tat Twam Asi, Tri Hita Karana, dan Tri Kaya Parisudha di dalam kehidupan sehari hari”
Tat twam asi
Dilihat dari arti kata, Tat Twam Asi terdiri dari tiga kata, yaitu Tat berarti itu (dia), Twam berarti kamu, Asi berarti adalah. Jadi,
Tat Twam Asi artinya itu/dia adalah kamu/engkau, dan juga saya adalah kamu. Tat Twam Asi adalah kata-kata dalam filsafat Hindu yang mengajarkan kesusilaan tanpa batas. Pada dasarnya semua mahluk adalah sama, sama-sama diciptakan oleh Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Tat twam asi (itu adalah kamu), yaitu tidak saling menyakiti kepada semua mahluk. Kita di agama hindu meyakini bahwa setiap mahluk hidup memiliki jiwa atau atma yang merupakan sumber kehidupan pemberian Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Oleh karena itu sudah tentu kita dilarang untuk menyakiti sesama mahluk ciptan-Nya. Implementasi tat twam asi pada kehidupan sehari –hari yaitu misalnya setiap orang tua selalu mengajarkan dan menyarankan kepada anak-anaknya untuk tidak saling menyakiti kepada sesama makhluk. ataupun selalu menghormati
Tri hita karana
Tri Hita Karana berasal dari kata “Tri” yang berarti tiga, “Hita” yang berarti kebahagiaan dan “Karana” yang berarti penyebab. Dengan demikian Tri Hita Karana berarti “Tiga hal yang menyebabkan terciptanya kebahagiaan dan kedamaian”. Tri Hita Karana adalah tiga hubungan atau interakasi yang harus di seimbangkan dan diselaraskan agar kebahagiaan dan kesejahteraan dapat tercapai dengan baik. Adapun bagian-bagian dari Tri Hita Karana yaitu:
1) Prahyangan
yaitu hubungan manusia dengan sang pencipta, agar hubungan manusia dengan Hyang Widhi (Parahyangan) selalu harmaonis maka wujud nyata yang dapat dilakukan yaitu dengan minimal sembahyang (Tri Sandya) tiga kali sehari serta selalu melakukan dan mengikuti kegiatan-kegiatan Bhakti lainnya,
2) Pawongan
yaitu hubungan manusia dengan sesama manusia, agar keharmonisan hubungan manusia dengan sesama manusia (Pawongan) selalu terwujud maka diperlukan sikap yang saling harga-menghargai dan sikap saling hormat-menghormati atau yang biasa kita sebut dengan istilah toleransi antar sesama dengan demikian, keharmonisan itu akan dapat tercapai
3) Palemahan
yaitu hubungan manusia dengan lingkungan atau alam, agar keharmonisan hubungan manusia dengan alam (Palemahan) dapat terjaga maka kita sebagai manusia yang merupakan sentral dari pelaksana ajaran Tri Hita Karana agar selalu dapat menjaga lingkungan kita, agar tetap selalu bersih dan selalu melestarikannya tanpa hanya memanfaatkan sumber daya alamnya saja.
Tri kaya parisudha
Tri Kaya Parisudha berasal dari kata “Tri” yang berarti tiga, “Kaya” berarti perilaku atau perbuatan, dan “Parisudha” yang berarti baik, bersih, mulya, suci atau disucikan. Jadi Tri Kaya Parisudha artinya tiga perilaku manusia berupa pikiran, perkataan, dan perbuatan yang baik dan benar yang dilandaskan pada ajaran Dharma. Tri Kaya Parisudha dapat juga diartikan sebagai tiga dasar prilaku manusia yang harus disucikan, yaitu manacika, wacika, dan kayika. Manacika berarti berfikir yang baik, wacika berarti berkata yang baik, dan kayika berarti perbuatan yang baik. Adanya pikiran yang suci, bersih dan baik akan mendasari perkataan yang baik, sehingga terwujudlah perbuatan yang baik pula.
Tiga macam implementasi pengendalian pikiran (manacika) dalam usaha untuk menyucikannya yaitu:
1. Tidak menginginkan sesuatu yang tidak layak atau halal. Hal yang dimaksud adalah selalu berusaha untuk mendapatkan segala sesuatu dengan cara yang baik dan benar.
2. Tidak berpikiran negatif terhadap makhluk lain. Kita sering kali berfikir negatif berdasarkan sesuatu yang baru saja kita lihat. Tentunya hal itu bukanlah jaminan, akan jauh lebih baik dan bijak jika kita selalu mengutamakan pemikiran yang positif dibandingkan dengan pikiran negatif.
3. Tidak mengingkari hukum karma phala. Hukum karma adalah hukum yang mengikat seluruh makluk hidup yang ada di dunia ini, hal yang paling gampang utnuk dibuktikan adalah ketika kita menanam jambu maka jambulah yang akan kita panen dimasa depan, bukan jeruk atau buah lainnya. Begitu pula dengan pebuatan kita, jika kita selalu berbuat baik dan iklas tentu saja kebaikan dan kedamaian yang akan kita temui, dan begitu pula sebaliknya.
Terdapat empat macam perbuatan melalui perkataan (wacika)yang patut di kendalikan, yaitu:
1. Tidak suka mencaci maki.
2. Tidak berkata-kata kasar pada siapapun.
3. Tidak menjelek-jelekan, apalagi memfitnah makhluk lain.
4. Tidak ingkar janji atau berkata bohong.
Terdapat tiga macam perbuatan fisik (kayika) yang harus dikendalikan yaitu:
1. Tidak menyakiti, menyiksa, apalagi membunuh-bunuh makhluk lain.
2. Tidak berbuat curang, sehingga berakibat merugikan siapa saja.
3. Tidak berjinah atau yang serupa itu.
Didalam kehidupan sehari hari, Wujud sembah bhakti kepada Ida Sang Hyang Widhi dengan cara mengamalkan ajaran Tri Hita karana yang dilandaskan dengan sikap Tri Kaya Parisudha serta ajaran Tat Twam Asi sangatlah menentukan tingkat kebahagiaan hidup seseorang. Jika setiap Umat hindu mau dengan tulus iklas melaksanakannya, niscaya kedamaian, kebahagiaan dan ketentraman akan selalu menyertai.
Pada intinya, hal yang datang kepada kita atau hal yang kita dapatkan, baik itu hal yang mulia maupun hal yang buruk tergantung dari diri kita sendiri. jika kita ingin mendapatkan hal yang baik, maka mulailah melakukan perbuatan kebaikan yang berlandaskan Dharma. Semoga artikel ini bisa menjadi motivasi dan bimbingan buat kita semua.
“Om Shanti, Shanti, Shanti Om”
http://banggajadihindu.blogspot.com/2014/11/tat-twam-asi-tri-hita-karana-dan-tri.html –sumber