Tri Parartha berasal dari bahasa sansekerta, dari kata tri = tiga. Dan parartha = kebahagian, kesejahteraan, keselamatan, keagungan dan kesukaan. Tri parartha berarti tiga perihal yang dapat menyebabkan terwujudnya kesempurnaan, kebahagian, keselamatan, kesejahtraan, keagungan dan kesukaan hidup umat manusia.
Kesemuanya itu adalah merupakan kebutuhan umat manusia yang sangat pital dan mesti dinikmati dalam hidup dan kehidupan ini. Tanpa keselamatan, umat manusia tentu tidak akan dapat berbuat banyak.
Adapun yang termasuk ajaran tri parartha tersebut antara lain :
- Asih, cinta kasih. Umat manusia hendaknya selalu mengupayakan hidupnya dengan berlandaskan cinta kasih dengan sesama
- Punya (punia), dermawan atau tulus iklas. Seluruh aktifitas hidup manusia hendaknya berlandaskan tanpa pambrih/balasan, karena ketertarikan itu sesungguhnya ia menyebabkan menderita.
- Bhakti, hormat atau sujud diantara sesamanya manusia hendaknya saling menghormati, serta tidak melupakan untuk bersujud kehadapan sang pencipta (Tuhan / Hyang Widhi).
Ajaran tri parartha itu sudah sepatutnya selalu dipahami dan di amalkan oleh umat manusia, dengan demikian kesempurnaan hidup ini akan menjadi kenyataan. Sebagaimana dijelaskan dalam sloka suci berikut ini :
“abdhir gatrani cudhayanti, manah satyena cudhayanti, widyatapobhyam bhratatma, buddhir jnanena cudhayanti” (Menawa dharmasastra,V.109)
Artinya : Tubuh dibersihkan dengan air, pikiran dibersikan dengan kejujuran, roh / atman dibersihkan dengan ilmu dan tapa sedangkan akal dibersihkan dengan kebijaksanaan.
Artinya : Tubuh dibersihkan dengan air, pikiran dibersikan dengan kejujuran, roh / atman dibersihkan dengan ilmu dan tapa sedangkan akal dibersihkan dengan kebijaksanaan.
Demikian disebutkan Tri Parartha dalam kutipan susila dalam berita terkini (ref) –sumber