Filosofi Gegantusan Dalam Agama Hindu

Gegantusan adalah lambang sad rasa yang merupakan perpaduan dari isi daratan dan lautan, yang terbuat dari kacang-kacangan, bumbu-bumbuan, garam dan ikan teri yang dibungkus dengan kraras/daun pisang tua adalah lambang sad rasa dan juga sebagai lambang kemakmuran demikian disebutkan dalam

“yadnya patni”; daksina.Dalam tetandingan banten, gegantusan (gantusan) itu terdiri dari 3 contong yg disemat jd satu,

  • Contong pertama isinya pon-2 (bumbu dapur) yg dirajang halus lalu dijemur kering diisi sekebit aja lalu contong dilipat bagian atasnya kiri dan kanan shg menyerupai layangan (lebih baik memakai daun pisang kering/kraras utk contong),
  • Contong kedua diisi ikanteri yg digoreng kering lalu ditumbuk sedikit,
  • Contong yg ketiga diisi serundeng kelapa yg ditumbuk,

Ketiga contong yg sdh dilipat mirip layangan itu lalu disatukan dg semat atau diikat dg tali kecil-2. Buat yg banyak, sehingga setiap buat banten pejati bisa digunakan lagi demikian disebutkan dalam beberapa komentar Forum Diskusi Jaringan Hindu Nusantara.

Sebagai tambahan, Gegantusan sebagai perlengkapan pembuatan daksina dalam Pasraman Ganesha Brahmachari Ashram disebutkan merupakan perpaduan dari isi daratan dan lautan yang terbuat dari kacang-kacangan, bumbu-bumbuan, garam dan ikan teri tersebut kemudian dibungkus dengan kraras/daun pisang tua adalah lambang sad rasa dan lambang kemakmuran. adalah simbol dunia misterius perwujudan Hyang Widhi Wasa sebagai Hyang Indra. —sumber