February 2017

Makna Pura Paibon

Paibon yang berasal dari suku kata pa+ibu+an yang dalam arsitektur pura disebutkan didalamnya dilengkapi dengan Gedong Ibu sebagai pelinggih Hyang Kompiang yang berfungsi untuk memanggil para dewata dewati bagi pratisentananya. Sebagai kewajiban bagi umat Hindu dalam pelaksanaan ajaran pitra yadnya dan erat kaitannya dengan adanya pitra rna disebutkan oleh Yuli Supriandana dalam Tugas Siva Siddhanta II Sanggah Merajan […]

Keberadaan tentang sosok Dewi Gayatri dalam lingkungan masyarakat Hindu Bali khususnya bisa dikatakan belum cukup populer. Dalam artian masih cukup banyak yang belum mengetahui tentang Beliau. Dewi Gayatri merupakan dewi yang dikenal sebagai penyebab awal dari segala sesuatu yang baik yang telah ada, yang sedang ada maupun yang akan ada nanti nya. Dan semua literatur […]

Desa Trunyan, Desa Kedisan, dan Desa Abang Dukuh merupakan desa yang terletak di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali. Keberadaan nama ketiga desa tersebut terkait dengan pengembaraan empat orang putra Raja Surakarta ke Bali untuk mencari bau harum yang menyengat. Berikut kisahnya. Alkisah, Raja Solo yang bertahta di Keraton Surakarta mempunyai empat orang anak, tiga […]

Menurut cerita wayang Purwa. Ini terjadi ketika pada suatu saat Batara Guru bertamasya bersama istrinya, Dewi Uma, menunggang Lembu Andini mengarungi angkasa. Di atas Nusa Kambangan, dalam keindahan pemandangan senja hari, Batara Guru tergiur melihat betis istrinya. Ia lalu merayu Dewi Uma agar mau melayani hasratnya saat itu juga, di atas punggung Andini. Tetapi istrinya […]

Ajaran Hindu banyak memuat petuah akan pentingnya bakti pada orang tua atau Leluhur, itulah sebabnya umat Hindu khususnya di Bali banyak melakukan suatu upacara yang terkait dengan bhakti pada orang tua (leluhur) seperti Pitra Yadnya dan perayaan lainnya yang kadang lebih marak dibandingkan Dewa Yadnya apalagi Rsi Yadnya. Salah satu perjalanan bhakti pada leluhur adalah […]

Ngerujaki adalah upacara yadnya yang dilaksanakan saat wanita mulai ngidam dan dilaksanakan sebelum tiga bulan usia kehamilan yang bertujuan untuk mengharapkan atau mendoakan kepada Tuhan berserta manifestasinya supaya benih atau janin dalam kandungan kuat atau selamat tidak mengalami keguguran demikian pula kepada ibu yang mengandung janin tersebut. hal itu dipertegas lagi dengan pengunaan banten byakala […]

Dapdap (atau dadap dalam penggunaan upacara yadnya) adalah lambang keseimbangan Tri Hita Karana dan rwa bhineda seperti halnya dalam perlengkapan tepung tawar yang berfungsi sebagai pembersih secara rohani. Dadap disebut juga kayu sakti, hal ini mungkin sekali terkait karena kegunaannya. Sebagai bahan pembuatan Sanggah Turus Lumbung dengan pohon dapdap yang dipercayai sebagai taru sakti carang dapdap cangga tiga sebagai bahan […]

Bhadawang (Badawang Nala; Bhedawangnala; Bedawang Nala) adalah simbol gerak dinamis kehidupan di bumi yang dijadikan dasar fungsi dan motif hias pada padmasana, seekor kurma yaitu kura – kura besar yang dililit oleh naga, dan juga disebutkan sebagai dasar wadah ataupun bade petulangan pada saat upacara ngaben. Dalam sebuah sejarah babad bali pada Jaman Bahari di […]

Mendem atau Mulang Pedagingan adalah upacara yadnya untuk memfungsikan dan menghidupkan bangunan atau pelinggih – pelinggih suci pada sebuah pura yang merupakan upacara inti dari Ngenteg Linggih sebagaimana disebutkan dalam kutipan teks darmawacana  ngenteg linggih oleh Bpk. I Made Titib yang dijelaskan upacara mendem pedagingan ini dilaksanakan setelah upacara pamelaspasan dan suddha bhumi akan dilaksanakan upacara mendem […]

Ungkapan ‘amor ring acintya’, dalam masyarakat bali sekarang, umumnya dirasa hanya sebatas slogan, yang sesungguhnya sangat sarat makna. Jika disertai dengan pemahaman yang baik, siapapun yang mendengar ungkapan tersebut jiwa dan pikirannya pasti tergetar. Dumugi amor ring acintya artinya semoga bersatu dalam kedewataan tertinggi (acintya). Ungkapan ini diucapkan ketika ada seseorang meninggal dunia di bali. Dumugi berarti semoga. Amor berarti […]