July 2017

Tiga Kerangka Dasar Agama Hindu

Ajaran Agama Hindu dapat dibagi menjadi tiga bagian yang dikenal dengan “Tiga Kerangka Dasar”, di mana bagian yang satu dengan lainnya saling isi mengisi dan merupakan satu kesatuan yang bulat untuk dihayati dan diamalkan guna mencapai tujuan agama yang disebut Jagadhita dan Moksa. Tiga Kerangka Dasar tersebut adalah: 1.Tattwa (Filsafat) Sebenarnya agama Hindu mempunyai kerangka […]

“Apakah saya normal?”, itu pertanyaan seorang klien di depan psikolog. Pertanyaan ini sangat menyentuh hati. Terutama karena di balik pertanyaan ini tersembunyi keraguan, ketakutan, kesedihan. Lebih dalam dari itu, ada penolakan diri di sana. Serangkaian penolakan yang bisa bertumbuh menjadi penderitaan dan penyakit. Dalam kadar yang berbeda, semua manusia memiliki keraguan dan ketakutan jenis ini. […]

Sebelum tahun delapan puluhan, umat Hindu Bali masih lugu. Menjalankan ritual agama secara gugon tuwon turun temurun dan mule keto. Dilakukan secara lascarya (tulus) tanpa banyak bicara landasan filosofinya. Mereka hanya tahu bahwa kalau tak melakukan semua itu, maka Betara dan leluhur akan murka, kesakitan, kesisipan, kepongor, dll. Bersembahyang pun hanya saat odalam saja. Kalau […]

Sahabat sejati adalah keluarga sangat dekat yang dipilih oleh hati kita sendiri, demikian salah satu warisan tua sekaligus sakral dari atap bumi Tibet. Sementara keluarga biologi (orang tua, kakak, adik, paman, tante) diperoleh tanpa bisa memilih, tapi sahabat sejati secara alami dipilih melalui proses seleksi waktu yang panjang oleh sang hati. Lebih-lebih di tengah naik […]

Dicengkram secara sangat menakutkan oleh pikiran, itulah ciri utama jiwa-jiwa berbahaya. Merasa benar, kemudian berani menghancurkan kehidupan banyak orang. Tidak melihat sedikit pun kebenaran di agama orang lain, kemudian tempat suci orang dibakar. Yakin tidak bersalah, kemudian membubarkan pernikahan. Itulah sekelumit kisah perjalanan jiwa-jiwa berbahaya sejak dahulu kala. Siapa saja yang diberkahi untuk bisa tumbuh […]

Menurut mitologi, meru disebutkan merupakan nama sebuah gunung di Sorgaloka (“swah loka”; Tri Loka) tempat bersemayamnya Bhatara Siwa. Dalam lontar Andha Bhuwana, meru disebutkan berasal dari kata: me yang berarti ’meme atau ibu’, sedangkan  ru berarti ’guru atau bapak’  (dalam catur guru); Sehingga meru memiliki arti ’cikal bakal dari “ibu bapak” sebagai leluhur’. Meru berarti […]

Dasa Nyama (Niyama) Bratha adalah 10 bagian dari prilaku yang baik subha karma yang terdiri dari : Dhana, suka berderma, beramal saleh tanpa pamrih. Ijya, pemujaan dan sujud kehadapan Hyang Widhi dan leluhur. Tapa, melatih diri untuk daya tahan dari emosi yang buruk agar dapat mencapai ketenangan batin. Dhyana, tekun memusatkan pikiran terhadap Hyang Widhi. […]

Dasa Yama Bratha adalah sepuluh macam pengendalian diri, Dasa Yama Bratha ini juga merupakan bagian dari ajaran subha karma yang meliputi yaitu : Anresangsya atau Arimbhawa, tidak mementingkan diri sendiri Ksama, suka mengampuni dan tahan uji dalam kehidupan. Satya, setia kepada ucapan sehingga menyenangkan setiap orang. Ahimsa, tidak membunuh atau menyakiti makhluk lain. Dama, mampu […]

Asubha Karma atau Adharma adalah segala bentuk tingkah laku yang tidak baik, tidak suci dan selalu menyimpang dengan perbuatan subha karma dan bertentangan dengan hukum yang berlaku, serta merupakan sumber dari kedursilaan yaitu : Segala bentuk perbuatan yang selalu bertentangan dengan susila atau dharma, dan  Selalu cenderung mengarah kepada kejahatan.  Dan nantinya setelah kematian, akan mendapatkan hukuman berupa penyiksaan […]

Subha Karma (Suba Karma; Cubhakarma) adalah perbuatan – perbuatan yang baik yaitu segala bentuk tingkah laku yang dibenarkan oleh ajaran agama serta norma dan etika dalam bermasyarakat yang dapat menuntun umat manusia itu kedalam hidup yang lebih sempurna; Bahagia lahir bathin,  Dan pada saatnya nanti dapat menuju kepada persatuan Atman dengan Brahman (Ida Sang Hyang Widhi Wasa, […]