Ada Goa Misterius, Jadi Tempat Semedi Wisatawan dan Jero Dasaran

BALI EXPRESS, GIANYAR – Pura Durga Kutri yang terletak di Banjar Kutri, Desa Buruan, Kecamatan Blahbatuh, Gainyar hingga saat ini difungsikan tempat nunas panugrahan (mohon keselamatan). Selain hanya digunakan untuk persembahyangan dan meditasi.

Pemangku Pura Durga Kutri, Jero Mangku I Nyoman Putra ketika ditemui pada jeroan pura menjelaskan asal-usul pura. Di mana ia sendiri mengatakan bahwa durga itu berarti perwujudan seram. Sedangkan kutri merupakan wilayah tempat pura tersebut. Itu ia jelaskan ketika ditemui Bali Express (Jawa Pos Group) Minggu kemarin (10/12).

Dalam kesempatan itu, Jero Mangku Nyoman Putra menerangkan bahwa di sana terdiri atas tiga mandala. Bahkan pada madya mandala, dirinya menjelaskan terdapat Pura Desa dan Puseh Desa Kutri sendiri yang menjadi satu areal pura, dengan Pura Durga Kutri.

“Pada jaba sisi, terdapat juga sebuah beji. Yang sering disebut dengan Beji Manik Tirta. Terkadang juga ada yang menggunakan untuk malukat,” terangnya.

Selain malukat, Beji Manik Tirta tersebut digunakan sebagai tempat melasti oleh Ida Sasuhunan yang malinggih di pura setempat. Terlebih juga tirta yang ada di sana bersumber dari klebutan (sumber mata air, Red), tepat terletak di bawah pohon beringin. Nyoman Putra mengaku kalau yang malukat ke sana tergantung dari keyakinan seseorang. Terlebih juga yang sering melakukan panglukatan ke sana berawal dari pawisik.

Di samping itu, Jero Mangku Nyoman Putra juga menjelaskan kalau malukat ke sana tidak dengan paksaan. Dalam artian sarana yang harus digunakan. Yang harus dibawa ketika malukat ke sana, ia sendiri mengaku hanya sesidan-sidannya (semampunya). Terlebih semua itu atas niat dan keinginan seseorang yang tulus.

“Bisa juga menggunakan pejati atau hanya sarana berupa canang saja,” papar pria pegawai PDAM Gianyar tersebut.

Setelah melakukan panglukatan di sana, dilanjutkan dengan sembahyang di madya mandala. Tetapi Jero Mangku Nyoman Putra juga mengatakan sebagai mandalaning utama. Sebab di sana tempat malinggihnya Ida Sasuhunan saat piodalan. Atau yang disebut dengan penataran ngdier bhuana. Selain Ida Sasuhunan yang ada di puncak tedun saat piodalan, Sasuhunan di desa setempat juga ia katakan untuk lunga dan malinggih di sana.

Pada penataran pura tersebut, Jero Mangku Nyoman Putra mengungkapkan bahwa Ida Sasuhan malinggih di puncak pura. Di mana ia sendiri mengatakan pura tersebut dikatakan sebagai Pura di Bukit Dharma. Sebab tempat arca Durga Kutri berada di atas penataran yang jaraknya sekitar 400 meter dari penataran pura. Di samping itu, jika ke palinggih Durga Kutri harus melewati tangga yang berjumlah sekiatar 70 anak tangga.

Bukit tersebutlah yang ia katakan sebagai utamaning utama. Bahkan di areal tersebut juga terdapat beberapa goa yang penuh misteri. Terlebih juga tempat yang sering digunakan untuk meditasi. Baik itu oleh wisatawan atau jero dasaran (dukun).

Lokasinya memang sangat jauh dari keramian, sehingga sangat cocok untuk melatih pikiran agar menjadi tenang. Disinggung piodalan, ia sendiri mengatakan di sana terdapat dua tegak (waktu) piodalan. Yang pertama pada Pura Puseh dan Desa, Desa Pakraman Kutri berlangsung pada Purnama katiga. Sedangkan pada Pura Dirga Kutri sendiri, di mandala dan utamaning mandala pada Purnama Kasa.

Di mana keduanya tersebut berlangsung dalam setahun sekali. Terkadang Sasuhunan yang ada di sana menurut Jero Mangku Nyoman Putra malancaran. Yaitu macecingak ke wilayah desa setempat. “Kalau Kajeng Kliwon pada Sasih Kalima pasti Sashununan yang ada di sini tedun. Bertujuan sama halnya dengan ngunya ke perbatasan desa, terlebih juga sebagai nyatur bhuana. Agar panjaknya diberikan kesehatan dan kesejahteraan,”papar Putra.

Ditanya Sasuhunan apa saja yang malinggih di sana, ia sendiri mengaku terdapat empat sasuhunan. Satu buah barong, dan lagi tiga adalah berupa rangda yang dianggap sebagai perwujudan sasuhunan menjaga pura di sana. Mangku Nyoman Putra juga menjelaskan, pertama disebut dengan Sashunan Ratu Sakti, Ratu Rarung, Ratu Lingsir, dan Ratu Manik Corong.

Dalam piodalan tersebut, Mangku Nyoman Putra mengatakan hanya berlangsung selama lima hari. Pertama kali yang dilakukan adalah nedunang Sasuhunan semua yang ada di sana. Diartikan sebagai ngerajeg karya yang akan dilaksanakan. Bahkan sebelum hari piodalan, ia sendiri mengatakan sebagai upacara mendak (mengawali).

Pada tempat yang sama, ditemui juga pengayah pura, I Nyoman Sudarmadi. Ia mengaku saat menjelang piodalan berlangsung ,sering dilaksanakan sebuah pecaruan agung. Tujuannya sebagai pembersih jagat, atau areal pura sebelum dilaksanakan sebuah upakara di sana.

Sudarmadi juga mengatakan, bahwa di sana terdapat krama yang berjaga selama 24 jam. Di mana untuk berjaga-jaga kalau ada yang akan nangkil, agar menjadi lebih gampang berkordinasinya. Apalagi ketika ada yang nangkil pada malam hari, agar diketahui oleh prajuru desa. “Pada siang hari disebut dengan ririgan makemit, sedangkan kalau malam ada juga dari pecalang yang melaksanakan makemit juga di sini,” urainya.

Selain itu, Sudarmadi menerangkan, tidak jarang ada orang-orang spiritual datang ke sana. Terlebih hanya pada malam hari saja, sebab jika untuk bermediatasi sangat cocok di utamaning madala pura. Yang terletak di atas penataran pura tersebut. Bahkan tempat itu berada di tengah-tengah areal Bukit Dharma.

Sudarmadi sendiri mengaku, sering untuk mengantar pemedek untuk naik ke atas. Agar pemedek yang ke sana mengetahui rentetan persembahyangan. Selain yang dilaksanakan pada penataran pura tersebut.

Jika ingin mengunjungi Pura Durga Kutri, hanya memerlukan waktu sekitar satu jam. Itupun kalau bernagkat dari Pusat Kota Denpasar. Hanya lurus saja menuju ke arah Pasar Blahbatuh, di sana ke utara sampai menemukan Patung Kebo Iwa. Yang berada di Dekat Stadion Dipta Gianyar.

Lurus saja ke utara sekitar 700 meter, maka akan sampai di depan pura. Di mana yang terletak di kanan jalan jika dari arah Denpasar. Pada depan pura, juga sudah terdapat papan nama yang bertuliskan Pura Khayangan Jagat Durga Kutri. Maka dari parkiran menuju penataran hanya sekitar 200 meter saja. Dan akan dipandu oleh krama yang mendapat giliran makemit di pura. (bersambung)

Lokasi Pura Durga Kutri silakan klik link di bawah ini

Pura Durga Kutri

(bx/ade/yes/JPR) –sumber