ASAL USUL NAMA DESA KUBU TAMBAHAN

Diceritakan kerajaan Bali yang perpusat di Klungkung diperintah oleh Dalem Dimade. Kekuasaan beliau sangat luas, mencakup seluruh tanah Bali. Beliau memerintah dengan bijaksana, sehingga rakyat Bali hidup tentram, aman dan sejahtera. Dalam memerintah beliau didampingi para patih, Bhagawanta, dan pemuka kerajaan. Salah seorang patih beliau yang cakap dan setia bernama I Gusti Tambahan yang berasal dari Tambahan Bangli.

I Gusti Tambahan memiliki seorang putri bernama Ni Gusti Ayu Jembung, berwajah cantik dan cakap. Atas kecantikannya, terdengar oleh Dalem Dimade yang berkuasa kala itu, berkehendak untuk mempersunting Ni Gusti Jembung. Semakin lama, semakin tak terbendung hasrat dari Dalem Dimade untuk mempersunting Ni Gusti Ayu Jembung. Akhirnya pada suatu hari Dalem Dimade menyampaikan maksud hati beliau.

Namun I Gusti Ngurah Tambahan berkeberatan kalau putrinya dipersunting oleh Dalem. I Gusti Ngurah Tambahan menyampaikan keberatannya tersebut dengan sopan santun dan tata krama yang lembut kepada Dalem. Dan untuk menghindari terjadinya hal yang tak diinginkan, maka I Gusti Ngurah Tambahan memutuskan untuk meninggalkan Desa Tambahan diiringi oleh pengikutnya yang setia. Mereka menuju ke daerah timur menuju ke wilayah Karangasem dan menetap di sana untuk sementara waktu. Setelah beberapa lama di sana, kemudian I Gusti Ngurah Tambahan angkat kaki dari wilayah Karangasem, menyusuri pantai menuju ke wilayah utara pulau Bali, hingga tanpa disadari rombongan I Gusti Ngurah Tambahan sampai di daerah kekuasaan I Pasek Bulihan.

Ketika menginjakkan kakinya di sana, I Gusti Ngurah Tambahan mendengar bahwa Desa Bulihan sedang mengalami ancaman gangguan bahaya. Desa Bulihan beserta rakyatnya sedang diganggu oleh bromocorah yang menyebabkan rakyatnya menjadi ketakutan. Dengan kesaktian yang dimilikinya, ia bertarung untuk menyelamatkan masyarakat desa Bulihan. Melalui pergulatan yang melelahkan, akhirnya pertarungan dimenangkan oleh I Gusti Ngurah Tambahan.

Atas keberhasilan tersebut Jero Pasek Bulihan yang menguasa wilayah dan rakyat di sana megucapkan terima kasih atas bantuan dan keberanian dari I Gusti Ngurah Tambahan. Masyarakat desa Bulihan juga menjadi sangat gembira karena kembali merasa aman. Sebagai ucapan rasa terimakasih, Jero Pasek Bulihan menghadiahkan sebidang tanah yang terletak di sebelah utara Desa Bulihan. Pemberian Jero Pasek Bulihan tersebut diterima dengan senang hati oleh I Gusti Ngurah Tambahan. Beliau beserta keluarga dan pengikutnya membangun kubu (pemondokan) di sana. Akhirnya, tempat bermukim I Gusti Ngurah Tambahan itu dikenal dengan Kubu Tambahan. Karena I Gusti Ngurah Tambahan membuat kubu (pondok) di sana.

Di sanalah kemudian I Gusti Ngurah Tambahan bersama dengan pengikut dan masyarakat sekitarnya hidup damai berdampingan. Demikian juga hubungan yang erat dan baik diantara warga Pasek Bulihan, Pasek Bayan, Pasek Bebetin. Bahkan keempat warga pasek tersebut senantiasa menjalin persaudaraan dalam suka dan duka.

Demikian diceritakan secara singkat dalam pustaka lawas. Ampura.

#AsalUsulNamaDesaKubuTambahanBuleleng #SejarahBali #BudayaBali –sumber