Filosofi Tirta, Air Suci Dalam Hindu Bali

Tirtha (tirta) adalah air suci atau holy water melalui mantra weda yang mampu menumbuhkan perasaan dan atau pikiran suci dari kekotoran fisik dan spiritual, sehingga merupakan simbolis pembersihan Tri Pramana (bayu, sabda, dan idep). Dengan pengasepan sampai disucikan dengan mantra-mantra tertentu oleh para sulinggih sehingga proses ngarga tirtha yang dihasilkan betul-betul amatlah suci.

Tirta juga disebutkan berasal dari akar kata :

  • “tr” yang berarti “triyate anena” atau diseberangkan,
  • dengan kata lain orang diseberangkan dari lautan dosa yang dengan jalan tirtha yatra sesungguhnya juga bermakna untuk menyucikan diri dari pengaruh dosa.

Demikian disebutkan tirtha sebagaimana dijelaskan dalam ajaran-ajaran Agama Hindu sesuai dengan adat Bali yang dalam tirthayatra, perjalanan suci atau wisata disebutkan pula bahwa tirtha memiliki pengertian :

  • Tirtha juga berarti air suci, air kehidupan atau nectar, juga berarti tempat-tempat suci yang ada air sucinya.
  • Disamping itu tirtha juga berati atau memiliki makna sebagai orang-orang suci, karena umumnya orang-orang suci berada ditempat-tempat suci yang ada airnya.

Titha sebagai air suci melalui doa, puja dan mantra weda yang sehabis melaksanakan sembahyang seperti halnya dalam upacara pagedong-gedongan disebutkan dapat diucapkan mantra sebagai berikut :

Dipercikan tiga kali di kepala,

Om Budha pawitra ya namah

Om Dharma maha tirtha ya namah

Om Sanggya maha toya ya namah

Diminum tiga kali, 

Om Brahma pawaka ya namah

Om Wisnu amertha ya namah

Om Iswara jnana ya namah

Diraup tiga kali di kepala, 

Om Siwa sampurna ya namah

Om Sadhasiwa paripurna ya namah

Om paramasiwa suksma ya namah

Melukat, mantra :

Om Salilam wirnalem toyem, toyem tirthasya bajanam Subhiksa ya samataya, dewanam lisana-sanam.

Makurah, nginum, meraup (sebanyak tiga kali), mantra;

Om Pawitram gangga tirthaya, mahabhuta mahodadi Bajra prani maha tirtham, papasanam kalinadem

Kisah dan jenis tirtha dan manfaatnya oleh seorang pinandita atau sulinggih sebagaimana yang disebutkan dalam kutipan mewinten diceritakan sebagai berikut :

  • Dahulu tatkala terjadinya pemutaran mandara giri yang diceritakan dalam lontar adi parwa disebutkan Amrta sebagai air suci kehidupan abadi yang muncul dari dasar Ksirarnawa.
  • Tirta Prascita, sebagai sarana untuk penyucian atau mensucikan bangunan, peralatan elektonik atau kendaraan yang baru dibeli, kemalangan / sebel / cuntakadari seseorang atau biasanya dipergunakan terlebih dahulu sebelum suatu upacara yadnya dimulai atau dipuput oleh Pedande / Pandita seperti yang disebutkan dalam kutipan banten prayascita. —sumber