Menyebut nama Kayu Dapdap, maka dalam pembuatan berbagai sarana upacara atau bebantenan Kayu Dapdap ini sangat sering disebutkan dan dibutuhkan untuk melengkapinya. Bahkan sebelum orang Bali mampu membuat pelinggih atau sanggah permanen, maka Kayu Dapdap ini juga berfungsi, digunakan untuk membuat pelinggih atau sanggah yang disebut dengan Turus Lumbung.
Disamping fungsi untuk bahan upacara dan bahan untuk pembuatan tempat suci, seperti pelinggih atau sanggah tadi, dalam Lontar Taru Premana pohon Dapdap ini juga disebutkan bermanfaat sebagai tanaman untuk bahan obat. Seperti untuk obat demam, cacingan, disentri, susah tidur dan lain-lain. Disamping untuk menyembuhkan beberapa penyakit, Dapdap juga dipercaya sebagai penawar terhadap gangguan kekuatan negative.
Kayu Dapdap ini memang sangat unik. Bisa tumbuh di sembarang tempat, baik di air di tanah bahkan mampu tumbuh dan bertunas tanpa ditanam dalam tanah. Coba saja potong beberapa batang carang (cabang) pohon Kayu Dapdap ini, kemudian taruh sembarang, ia akan tumbuh dan keluar tunas dari batang pohon tersebut.
Membuat Tepung Tawar, saat upacara Ngampak Lawang, Mendem Pedagingan, saat Upacara Pernikahan, hingga Upacara Ngaben Kayu Dapdap ini digunakan. Mungkinkah karena manfaat tersebut dan tumbuhnya yang unik itu, membuat Kayu Dapdap ini disebut sebagai Kayu Sakti ? Ia sakti karena bermanfaat banyak, mulai dari akar hingga muncuk (pucuknya) berguna. Ia kelihatan tidak menonjol, namun tulus melayani untuk banyak kebutuhan. –sumber