KENAPA HINDU TIDAK MEMPERMASALAHKAN PERBEDAAN? INILAH PENJELASANNYA

Agama Hindu merupakan agama yang ketiga terbanyak dunia dan dikenal memiliki sekte yang sangat banyak. Namun pernah kah kita menelisik lebih dalam kenapa agama Hindu hingga saat ini masih tetap bersatu?
Padahal jika dilihat dari agama lain sangat disiplin tentang ajaranya misalnya saja Islam yang menekankan bahwa tidak boleh mempelajari agama lain atau mempraktekan ajaran yang mengandung ajaran agama lain contohnya Yoga.
Tetapi dalam Hindu Tidak mempermasalahkan itu. Bahkan dalam dalam satu Pura saja tidak mempermasalahkan jika ada yang mempraktikkan cara sembahyangnya berbeda dengan yang lain. Pertanyaannya kenapa hal itu terjadi dan kenapa umat Hindu menerimanya dan masih damai sampai sekarang dengan begitu banyak perbedaan? Berikut jawabannya:
Agama Hindu memiliki ciri khas sebagai salah satu agama yang paling toleran karena tiadanya skisma meskipun ada kemajemukan tradisi yang bernaung di bawah simbol-simbol agama Hindu. Dalam tubuh agama Hindu, perbedaan pada setiap tradisi bahkan pada agama lain tidak untuk diperkarakan, karena ada keyakinan bahwa setiap orang memuja Tuhan yang sama dengan nama yang berbeda, entah disadari atau tidak oleh umat bersangkutan. Dalam kitab Regweda terdapat suatu bait yang sering dikutip oleh umat Hindu untuk menegaskan hal tersebut, sebagai berikut:
 Ekam Sat Viprāh Bahudhā Vadanti
Arti: “Hanya ada satu kebenaran, tetapi para cendekiawan menyebut-Nya dengan banyak nama.” (I:CLXIV:46)
Agama Hindu memandang seluruh dunia sebagai suatu keluarga besar yang mengagungkan satu kebenaran yang sama, sehingga agama tersebut menghargai segala bentuk keyakinan dan tidak mempersoalkan perbedaan agama. Maka dari itu, agama Hindu tidak mengakui konsep murtad, bidah, dan penghujatan.
Agama Hindu bersifat mendukung pluralisme agama dan lebih menekankan harmoni dalam kehidupan antar-umat beragama, dengan tetap mengindahkan bahwa tiap agama memiliki perbedaan mutlak yang tak patut diperselisihkan. Menurut tokoh spiritual Hindu Swami Vivekananda, setiap orang tidak hanya patut menghargai agama lain, namun juga merangkulnya dengan pikiran yang baik, dan kebenaran itulah yang merupakan dasar bagi setiap agama.
Dalam agama Hindu, toleransi beragama tidak hanya ditujukan pada umat agama lain, namun juga pada umat Hindu sendiri. Hal ini terkait dengan keberadaan beragam tradisi dalam tubuh Hinduisme. Agama Hindu memberikan jaminan kebebasan bagi para penganutnya untuk memilih suatu pemahaman dan melakukan tata cara persembahyangan tertentu. Sebuah sloka dalam Bhagawadgita sering dikutip untuk mendukung pernyataan tersebut:
Ye yathā mām prapadyante tāms tathaiva bhajāmy aham mama vartmānuvartante manusyāh pārtha sarvaśah.
Arti: Jalan mana pun yang ditempuh seseorang kepada-Ku, Aku memberinya anugerah setimpal. Semua orang mencari-Ku dengan berbagai jalan, wahai Arjuna (Bhagawadgita, IV:11)
Dalam Parlemen Agama-Agama Dunia (1893) di Chicago, Vivekananda juga mengutip suatu ayat yang menyatakan bahwa setiap orang menempuh jalan yang berbeda-beda dalam memuja Tuhan, sebagaimana berbagai aliran sungai pada akhirnya menyatu di lautan. –sumber