Di sini resah di sana gelisah, arah sini berisi masalah arah sana berjumpa musibah, itulah ciri jiwa-jiwa yang tumbuh di tengah kegelapan. Dalam bahasa psikologi, alam bawah sadar mereka seperti ruang gelap yang belum pernah disentuh cahaya. Sebagai akibatnya, tanpa memohon tanpa meminta, kehidupan bertumbuh dari satu keanehan menuju keanehan yang lain.
Sebagian diantara mereka mengalami kecelakaan spiritual paling berbahaya seperti bunuh diri, sebagian lagi harus berjuang keras melawan penyakit yang tidak kunjung sembuh, tidak sedikit yang jatuh dari satu jurang kegagalan ke jurang kegagalan yang lain, ada yang kelelahan di usia tua karena harus merawat anak-anak yang terkena gangguan mental.
Mereka mirip dengan pohon bunga kamboja yang ditanam di tempat basah, atau benih bunga lotus yang ditanam di tanah kering, sekeras apa pun mereka berusaha dan berdoa, tetap saja ujungnya akan sangat menyentuh hati. Sebelum jiwa Anda bertumbuh menyedihkan seperti ini, rasanya layak merenungkan bahan-bahan spiritual di bawah ini.
Di kedalaman yang dalam sering terlihat, orang tua tidak saja membuat sisi fisik seorang anak, tapi sengaja atau pun tidak sengaja orang tua juga menciptakan sisi spiritual anak-anaknya. Terutama melalui interaksi yang bertahun-tahun, pertukaran energi juga bertahun-tahun, serta pendidikan panjang melalui keteladanan sehari-hari.
Agar seseorang bisa tumbuh dan utuh jiwanya, penting sekali menemukan “sintesis yang lebih tinggi” dari sepasang orang tua yang telah melahirkan yang bersangkutan. YM Dalai Lama adalah salah satu contoh indah dalam hal ini. Ibu beliau adalah seorang wanita dengan kelembutan yang sangat menawan. Sementara ayahandanya adalah pria yang teguh dalam pendirian.
Apa yang disebut sebagai “sintesis yang lebih tinggi” dalam hal ini, YM Dalai Lama teguh dan kokoh sekali dalam menyebarkan pesan-pesan kelembutan kepada dunia. Ongkos yang harus dibayar bahkan mahal sekali, yakni kehilangan negeri yang beliau amat cintai, tapi tetap saja pemenang hadiah nobel perdamaian ini melangkah maju penuh keteguhan membagikan cahaya kelembutan.
Seorang sahabat di dunia spiritual bercerita, kalau ibunya seorang wanita pengusaha namun ayahnya seorang penekun spiritual. Sahabat ini jiwanya bertumbuh indah karena ia menghidupi diri dan keluarganya dengan cara berbagi ajaran-ajaran spiritual ke banyak sekali orang. Ini juga sebentuk “sintesis yang lebih tinggi”.
Lebih-lebih kalau benih “sintesis yang lebih tinggi” ini dicarikan lahan yang subur. Konkritnya, latih diri untuk tumbuh jauh dari segala bentuk ketakutan. Dari ketakutan fisik, mental hingga spiritual. Terutama karena ketakutan membuat jiwa ditarik turun oleh hukum gravitasi. Bersamaan dengan itu, belajar mengelilingi diri dengan aura-aura keindahan. Keindahan membuat jiwa diangkat naik oleh hukum levitasi.
Ringkasnya, di mana pun seseorang bertumbuh, bersama siapa pun yang bersangkutan bertumbuh, selalu lihat sisi-sisi indah kehidupan. Indahnya orang yang mencaci, setiap hari Anda latihan rendah hati. Indahnya tetangga yang memuji, mereka sedang memberikan energi yang memotivasi.
Di zaman dulu, kadang terdengar ada tokoh spiritual seperti Acharya Shantideva yang dikatakan bisa menghilang. Yang sebenarnya terjadi, tokoh spiritualnya sedang bervibrasi di tingkat keindahan yang terlalu tinggi untuk ukuran orang biasa sehingga tidak terlihat oleh mata mereka. Black magic juga tidak bisa menyentuh jiwa yang bertumbuh penuh keindahan. Ia mirip cacing yang mau menyentuh awan.
Untuk membuat ceritanya jadi padat namun dalam, temukan sintesis lebih tinggi dari orang tua Anda. Kemudian latih diri untuk tumbuh di wilayah-wilayah penuh keindahan. Jangan pernah lelah menambah energi dengan banyak bersyukur, bertrimakasi serta tersenyum. Kapan saja matahari jiwa mulai terbit indah, di sana seseorang akan mengalami kebersatuan indah dengan setiap kekinian (an inner alignment with the present). Dengan jiwa seperti ini, seseorang bisa mengucapkan selamat tinggal pada rasa resah dan gelisah.
Penulis: Guruji Gede Prama.
Photo: Twitter @3399valentina. –sumber