MENGHADAPI BLACK MAGIC DENGAN BELAS KASIH

Om Swastiastu
Om Awignamastu

1] Di alam ini tidak ada pelindung niskala yang lebih kokoh, lebih hebatdan lebih bercahaya dari kekuatan belas kasih.

Ketika kita merasa diserang oleh kekuatan kegelapan, jangan pernah terpancing untuk marah atau takut. Belajarlah untuk bersikap baik hati terhadap kekuatan kegelapan. Sadari secara mendalam, bahwa mereka memasuki kegelapan disebabkan karena mereka ditenggelamkan oleh kesengsaraan. Pahami kesengsaraan mereka, kemudian pancarkan cahaya pengertian dan belas kasih mendalam. Dengan cara ini, kita sudah menjadi pembawa cahaya yang menerangi dunia.

Jika kita merasa dikirimi black magic oleh seseorang, pancarkan cahaya pengertian dan belas kasih mendalam kepada orang yang mengirim. Kemudian ucapkan namanya dalam doa dan doakan
agar perjalanannya selamat. Dalam terangnya cahaya belas kasih mendalam, kegelapan manapun pasti akan pudar menghilang.

2] Bhakti mendalam kepada Ista Dewata yang secara karma dekat dengan kita, sebagai pengayom dan
pelindung utama kita.

Misalnya [contoh] Dewa Shiwa adalah Ista Dewata kita. Ketika ada bahaya serangan black magic,
atau ada terasa datangnya bahaya yang tidak bisa dijelaskan, lakukan hal sebagai berikut.

=== Cepat melakukan puja sembah di depan simbol-simbol Dewa Shiwa [foto, lukisan, arca, dsb-nya] dengan penuh keyakinan serta tanpa keraguan.
=== Lakukan dhyanawidhi [memvisualisasikan] kehadiran Dewa Shiwa. Yakini seyakin-yakinnya
[sraddha bhakti] kalau Dewa Shiwa hadir di hadapan kita.
=== Begitu wajah Dewa Shiwa muncul dalam visual kita, namaskara dengan penuh keyakinan ucapkan
mantra “Om Namah Shiwaya” [saya berlindung kepada Dewa Shiwa].
Itulah yang disebut dengan cara penanganan di dalam menghadapi serangan black magic dengan
jalan belas kasih.

Jika kita tulus dan sungguh-sungguh melakukan semua 2 [dua] tindakan tersebut, maka apapun bentuk serangan yg datang tidak akan mengenai kita.

Om Santih Santih Santih Om

Disarikan dari,
Buku : Bali Dwipa, catatan spiritual di tanah sakral
Oleh : I Nyoman Kurniawan –sumber