Seperti seseorang yang memegang pancing di pinggir pantai, demikianlah nasib orang yang mandiri di usia tua. Kehidupan boleh penuh dengan cobaan dan godaan, tapi jiwa-jiwa mandiri akan tetap kaya dengan senyuman. Serangkaian pencapaian spiritual yang sangat indah di usia tua.
Belajar dari sini, sangat-sangat penting untuk melatih diri agar mandiri sejak usia muda. Mandiri dalam keuangan, mandiri dalam sikap, mandiri dalam memilih jalur pertumbuhan. Di zaman yang sangat miskin dengan empati ini, tanpa kemandirian maka kehidupan akan penuh dengan godaan dan cobaan.
Dan sulit mengingkari, akar semua kemandirian adalah kemandirian keuangan. Di sejumlah keluarga spiritual di Barat khususnya, tanpa kemandirian keuangan bahkan keluarga spiritual dan Guru spiritual pun hidupnya bisa berguncang. Apa lagi jiwa-jiwa yang resah dan gelisah. Guncangannya pasti lebih hebat.
Tetua di Jepang punya peninggalan spiritual yang indah. Kalau mau menyayangi anak-anak, jangan memberi mereka ikan. Ajari mereka membuat pancing. Sementara ikan hanya akan membuat anak-anak hidup beberapa hari saja, ketrampilan membuat pancing serta memancing bisa membuat mereka hidup selama-lamanya.
Sarannya kemudian, sekolah yang tinggi tentu baik, berusaha menemukan tempat kerja yang layak tidak ada yang melarang, tapi penting sekali untuk menguasai sekurang-kurangnya sebuah ketrampilan dalam hidup. Entah ketrampilan melukis, menulis, seluk beluk bangunan, permesinan, mengajar, teknik komputer, sampai dengan ketrampilan yang berkaitan dengan media sosial.
Sebagaimana dialami sejumlah sahabat yang umurnya sudah menua tapi hidupnya selamat, di saat-saat krisis keuangan khususnya, penyelamat kehidupan bukan pendidikan tapi ketrampilan. Lebih bagus lagi kalau bisa menemukan ketrampilan yang bisa membuat keuangan sehat, tapi jiwa juga selamat.
Seorang kawan yang suka bertaman bercerita, ia tidak saja mendapat penghasilan melalui ketrampilan bertaman, tapi juga mengerti pertumbuhan jiwa secara jauh lebih dalam karena menghabiskan banyak waktu di taman. Melalui taman ia bisa mengerti keterhubungan, belajar dari Guru simbolik di alam, termasuk mengerti kematian yang sesederhana daun kering yang jatuh.
Ketrampilan lain yang perlu disiapkan sejak awal adalah ketrampilan menabung. Seorang ayah yang hidupnya selamat memberi pedoman sederhana namun mendalam. Sepertiga penghasilan digunakan untuk makan dan hal-hal yang menyenangkan di hari ini. Sepertiga dicadangkan untuk sekolah anak-anak. Sepertiga sisanya digunakan untuk cadangan masa depan. Kawan dekat dalam hal ini bernama rasa berkecukupan.
Siapa saja yang disiplin secara keuangan seperti ini, kemungkinan selamatnya sangat tinggi di usia tua. Dari kemandirian keuangan seperti ini kemudian bisa tumbuh wajah kemandirian yang lain. Termasuk mandiri secara spiritual. Jiddu Krisnamurti adalah sosok Guru spiritual yang sangat mandiri. Itu sebabnya masterpieace beliau berjudul “Freedom From The Known” (membebaskan diri dari segala hal yang pernah diketahui).
Dan pencapaian spiritual semengagumkan ini bisa dialami Krisnamurti karena beliau sangat mandiri dari usia sangat muda. Pekerjaan rumahnya kemudian, segera temukan jenis ketrampilan yang bisa membuat keuangan selamat sekaligus jiwa sehat. Kemudian belajar disiplin baik dalam hal keuangan maupun kebijaksanaan. Dari sini baru ada kemungkinan seseorang bisa menemukan permata kemandirian di usia tua. Sejenis permata yang sangat langka di zaman ini. –sumber