Upacara Mekingsan Ring Geni

Selain upacara ngaben, umat Hindu Bali juga mengenal upacara kematian yang disebut mekingsan ring geni Meski sama-sama membakar jenazah, kedua upacara ini berbeda satu dengan yang lainnya.  Upacara mekingsan ring geni  ini diawali dengan memandikan jenazah yang dipimpin seorang pendeta Hindu diikuti seluruh anggota keluarga orang yang meninggal. Lantunan gamelan khas Bali mengiringi prosesi mekingsan ring geni.

Usai dimandikan dan dirias, jenazah dibungkus dengan kain kafan dan tikar. Usai dibungkus, anggota keluarga meletakkan sejumlah uang di atas jenazah sebagai simbol bekal roh di alam yang baru. Usai dimasukkan ke dalam peti mati, jenazah warga yang meninggal pun diarak warga. Setibanya di perempatan desa, peti mati berisi jenazah dinaikkan ke atas bade atau wadah jenazah untuk dibawa ke setra atau kuburan desa.

Setelah diarak, bade atau wadah jenazah tiba di kuburan desa. Peti jenazah kemudian digotong keliling kuburan sebanyak tiga kali sebelum mulai dibakar. Setelah didoakan pendeta Hindu dan diupacarai dengan sesajen sederhana, peti jenazah pun dibakar. Selain peti mati, bade atau wadah jenazah juga ikut dibakar.

Pada upacara mekingsan ring geni, umat Hindu percaya roh dititipkan sementara pada Dewa Brahma atau dewa api sebelum menjalani upacara selanjutnya yakni ngaben agar bisa menyatu dengan Tuhan. Usai dibakar, abu dan tulang warga yang meninggal selanjutnya akan dilarung ke laut. Sementara upacara ngaben akan digelar nanti bersama-sama dengan warga desa lain yang belum diaben. –sumber