Informasi

CUNTAKA dalam HINDU

Cuntaka atau sebel adalah suatu keadaan tidak suci menurut pandangan agama Hindu. Menurut pengertian kamus Kawi-Indonesia istilah cuntaka berarti cemer (letuh). Berdasarkan keputusan pesamuhan agung PHDP Nomor 015 / Tap / PA.PHDP / 1984 dipergunakan istilah cuntaka untuk menyatakan suatu keadaan kotor (tidak suci) baik akibat dari kematian maupun hal – hal lain yang dipandang […]

Om Swastiastu, Saat ini kita sering melihat rumah yang di dalam pekarangannya itu terdapat patung Dewa Ganesha menghadap keluar dari pintu gerbang dari sebuah rumah. Patung yang ada di rumah itu sudah pasti patung Ganesha yang sudah diupacarai secara Hindu oleh orang yang menaruh patung Dewa Ganesha itu dirumahnya. Tidak sembarangan bisa menaruh patung Dewa […]

Swastika merupakan salah satu simbol yang paling disucikan dalam tradisi Hindu, merupakan contoh nyata tentang sebuah simbol religius yang memiliki latar belakang sejarah dan budaya yang kompleks sehingga hampir mustahil untuk dinyatakan sebagai kreasi atau milik sebuah bangsa atau kepercayaan tertentu. Diyakini sebagai salah satu simbol tertua di dunia, telah ada sekitar 4000 tahun lalu […]

Menurut penelitian yang dilakukan di Universitas Michigan, depresi dan stres pada orang-orang yang taat beragama berada pada tingkat rendah. Dan, menurut penemuan di Universitas Rush di Chicago, tingkat kematian dini di kalangan orang-orang yang beribadah dan berdoa secara teratur adalah sekitar 25% lebih rendah dibandingkan pada mereka yang tidak memiliki keyakinan agama. Penelitian lain yang […]

Beberapa tahun belakangan ini kita sebagai orang Bali yang beragama Hindu mungkin sudah sering mendengar kata Astungkara, Svaha dan Tathastu. Namun kadang mungkin ada orang yang tidak tahu apa sebenarnya makna saat kita mengucapkan ke tiga kata tersebut dan kapan kita boleh mengucapkan kata tersebut. Astungkara berasal dari kata Astu dan Kara, yang mendapat sisipan […]

Om Swastyastu ratu pandita, tiang metaken indik canang sari saking daun pisang. Napike canang sari punike patut napi ten? +628123648xxx Jawaban Ida Pandita Mpu Jaya Acharya Nanda: Kita lihat dari bentuk canangnya, kalau berbetuk segitiga atau tangkih, maka dari konsep Siwa Sidanta itu dinyatakan tidak layak dihaturkan ke atas. Karena dalam konstruksinya Siwa Sidanta, segitiga […]

Pagerwesi artinya pagar dari besi. Yang melambangkan suatu perlindungan yang kuat. Hari raya Pagerwesi sering diartikan oleh umat Hindu sebagai hari untuk memagari diri yang dalam bahasa Bali disebut magehang awak. Hari Raya Pagerwesi  jatuh pada Buda (Rabu), Kliwon, Sinta. Jika diperhatikan dengan seksama, ada kaitan langsung dengan Hari Raya Saraswati yang jatuh pada Saniscara (Sabtu), Umanis, Watugunung. Dalam […]

Di dalam budaya masyarakat Bali Utara (Singaraja ) Hari Raya Pagerwesi dilaksanakan dengan sangat meriah, hampir sama meriahnya dengan perayaan Galungan & Kuningan. Perayaan Pagerwesi dilaksanakan pada hari Budha (Rabu) Kliwon Wuku Shinta. Hari raya ini dilaksanakan 210 hari sekali. Sama halnya dengan Galungan, Pagerwesi termasuk pula rerahinan gumi, artinya hari raya untuk semua masyarakat, […]

Tri Sarira berasal dari tiga kata, “tri” artinya tiga, dan “sarira” yang artinya badan. Jadi tri sarira adalah tiga pembagian tubuh manusia  yang merupakan tempat tinggal dari Sang Hyang Atma. Adapun pengertian lain: Tiga lapisan/selubung mahluk hidup secara jasmani maupun rohani (Centanananda, 1999) Tiga unsur pokok lapisan badan ( Oka, 2009) Tiga badan ( Risikesa […]

Karma Phala atau karma pala adalah konsep dasar dalam ajaran-ajaran agama dharma. Berakar dari dua kata yaitu karma dan phala. Karma berarti perbuatan/aksi, dan phala berarti buah/hasil. Karma phala artinya buah dari perbuatan yang telah dilakukan atau yang akan dilakukan. Karma phala memberi optimisme kepada setiap manusia, bahkan semua makhluk hidup. Dalam ajaran ini, semua […]