BALI EXPRESS, DENPASAR – Cerita mistis sangat lekat dengan tradisi Bali. Salah satunya adalah saat Madiksa yang melalui prosesi ‘Nyeda Raga’ atau ‘Mati Raga’. Kala itu diyakini banyak gangguan yang muncul dari alam niskala.
Pada saat upacara ‘Nyeda Raga’ dilaksanakan, sesaat sebelumnya pasti dilaksanakan persiapan, baik secara sekala maupun niskala. Secara sekala, sanak saudara yang sangat dipercaya akan ditempatkan di ring satu atau barisan terdepan untuk mengamankan prosesi. “Sedangkan secara niskala dilaksanakan ritual tertentu untuk pengamanan yang dilakukan oleh orang-orang khusus dengan kesaktian yang mumpuni,” ujar Penulis Keagamaan, I Nyoman Kanduk Supatra kepada Bali Express (Jawa Pos Group).
Dikatakan Kanduk, dahulu pernah ada cerita saat dilaksanakan ‘Nyeda Raga’, secara tiba-tiba ‘serangan’ datang tengah malam. Entah darimana datangnya seekor ayam hitam terbang menuju ke tempat upacara ‘Nyeda Raga’. Walaupun tak langsung menuju ke sosok yang sedang ‘Nyeda Raga’, kehadiran ayam hitam tersebut tentu membuat pangabih (penjaga urusan sekala niskala) terkaget-kaget. Hal ini membuat seluruh pangabih menjadi siaga dan memperhatikan gerak-gerik ayam tersebut.Tak lama kemudian, ayam tersebut hilang di tengah gelapnya malam.
Semua pangabih meyakini bahwa ayam tersebut merupakan perwujudan manusia sakti yang bertujuan untuk menggagalkan upacara ‘Nyeda raga’. Dapat disimpulkan bahwa, Madiksa yang tujuannya adalah untuk menapaki kesucian saja mendapat gangguan yang bersifat magis, apalagi yang menjadi ‘bangke matah’ saat pementasan Calonarang.
“Jelas, tujuanya adalah untuk mencoba diri atau menguji kawisesan atau kesaktian ilmu yang dimiliki,” tutup Kanduk
(bx/gus /rin/yes/JPR) –sumber