Pura Taman Ayun Melegenda Sebelum Perang Dunia Pertama

BALI EXPRESS, MENGWI – Walaupun baru ditetapkan sebagai Warisan Budaya Dunia pada tahun 2012 lalu, namun eksistensi Pura Taman Ayun di Desa Mengwi, Kecamatan Mengwi, Badung, sebagai obyek wisata mendunia malah sebelum perang dunia pertama.

Hal itu disampaikan oleh Panglingsir Puri Mengwi, AA Gde Agung. Menurutnya, Pura Taman Ayun sudah banyak dikunjungi oleh wisatawan sejak sebelum perang dunia I. “Ini dapat dilihat dari beberapa catatan perjalanan wisatawan, yang menyebutkan jika Taman Ayun sudah dikunjungi oleh wisatawan sejak sebelum perang dunia,” jelasnya.

Meskipun menjadi destinasi wisata dunia, namun Pura Taman Ayun dikatakan Gde Agung masih tetap berfungsi sebagai tempat pemujaan, dimana piodalan di Pura Taman Ayun diselenggarakan setiap enam bulan sekali (210 hari sekali) yakni pada Hasi Selasa kliwon Wuku Medangsia.

Meskipun menjadi pura yang dipuja oleh hampir seluruh masyarakat di Pulau Bali, namun pengemong Pura Taman Ayun ini dikatakan Gde Agung adalah Puri Ageng Mengwi yang dalam proses pengaturan piodalannya dibantu oleh sebuah Panitia yang terdiri dari para prajuru adat seperti klian Desa Adat se-Kecamatan Mengwi yang terdiri dari 38 desa adat yang disebut dengan Mangu Kertha Mandala.

Tetapi Gde Agung menyebutkan, benefit pasca ditetapkan UNESCO menjadi warisan budaya dunia sangat tinggi. Menurut Gde Agung, ditetapkannya Pura Taman Ayun sebagai Warisan Budaya dunia secara langsung diakuinya sudah mampu menangkat citra Pura Taman Ayun sebagai Destinasi Internasional. “Hal ini karena Taman Ayun masuk dalam Website UNESCO, sehingga kami sudah terbantu secara promosi, ke hampir seluruh penjuru dunia itu sudah menjadi benefit yang luar biasa bagi kami,” ungkap tokoh dengan kumis tebal ini.

Mengenal Fungsi Pura Taman Ayun

Utama Mandala (Area Utama)

1. Semua Bangunan untuk pemujaan termasuk ada bangunan khusus yaitu Bangunan Sulingih memimpin doa.

2. Disamping dikenal sebagai tempat suci, Pura Taman Ayun juga memiliki beragam fungsi

3. Fungsi sosial, menjaga toleransi masyarakat. Relegius, sebagai tempat suci. Budaya dan ekonomi kerakyatan yaitu menopang subak.

Madya Mandala (Area Tengah)

1. Terdapat beberapa bangunan sebagai tempat pertunjukan gambelan pesantian dan tarian sakral selama upacara berlangsung dan fungsi lain.

2. Selain itu sebagai tempat untuk mempersiapkan upacara utama setiap enam bulan sekali.

Nista Mandala (Area Terluar)

1. Terdapat kolam yang mengelilingi Pura Taman Ayun, fungsi dari kolam ini sebagai bendungasn irigasi untuk mengairi sawah yang ada di 38 desa di Kecamatan Mengwi.

2. Lingkup areal persawahan di sekitar puri mulai dari Subak Bukti yang terletak di Dessa Gulingan, Subak Badnan Badung yang terletak di Desa Beringkit yang memiliki luas lahan sekitar 58 hektar

3. Juga terdapat wantilan besar sebagai panggung untuk pertunjukan dan pengembangan budaya dan air mancur yang difungsikan untuk menambah keindahan estetika taman.

(bx/gek/art/bay/yes/JPR) –sumber