Dewasa ini seringkali kita mendengar upacara Agnihotra. Dalam Weda disebutkan bahwa upacara Yadnya Agnihotra adalah Yadnya tertinggi. Jadi, bagaimana sebenarnya pengertian dari Agnihotra?
Menurut Sir Monier William tahun 1988, Agnihotra adalah istilah teknis upacara agama yang berasal dari bahasa sanskerta yang diberikan batasan sebagai berikut, Agnihotra adalah pengorbanan suci kepada api.
Menurut Benyamin Walker, Agnihotra adalah suatu upacara Weda yang terpenting yang merupakan bentuk upacara yang paling sederhana sebagai persembahan susu setiap pagi dan sore hari ke dalam api oleh suatu keluarga.
Sementara menurut Musna tahun 1994, Agnihotra adalah upacara persembahan terhadap Dewa Agni. Sedangkan menurut beberapa sumber lain mengatakan bahwa upacara yadnya Agnihotra adalah persembahan suci kepada Sanghyang Agni atau dewa api suci. Agnihotra juga merupakan sebuah upacara yang mengelilingi api biasanya dilaksanakan pada hari Saraswati. Memohon kekuatan Dewa Agni sebagai saksi saat dimulainya Upakara persembahan atau kegiatan suci sebagai contoh Upakara apa saja yang dipakai sarana api itu, pasti dinamakan Agnihotra. Dan juga Agnihotra merupakan ritual Homa yang sangat penting dalam Weda dan merupakan persembahan kepada dewa Agni. Dalam sloka Manawa Darmasastra disebutkan bahwa seorang Grahastin diwajibkan untuk melakukan Agnihotra.
Menurut tulisan I Wayan Jendra dalam buku jurnal Raditya edisi 1 Oktober 1995, ritual Agnihotra belakangan ini kurang mendapat perhatian di kalangan umat Hindu di Indonesia atau di Bali. Kalau Yadnya di Bali, apinya sudah pasti memakai Pasepan atau dupa, atau juga dari serabut kelapa yang dibakar dan diberi gula, cendana, dan menyan. Upacara Agnihotra bersumber pada Weda dan umum dilakukan di India. Di Bali juga ada tetapi kita di Bali ada unsur adat dan tradisi yang mempengaruhi cara beragama. Dulu di pura gunung Kawi Tampaksiring Gianyar dan di pura Kehen Bangli pernah dilaksanakan ritual Agnihotra. Sayangnya pernah terjadi kebakaran dahsyat sehingga ritual Agnihotra pernah diberhentikan. Lalu sekarang muncul lagi dengan gaya yang lebih modern.
Upacara Agnihotra adalah bagian dari Tat Purusa {Samasa} yang berarti sebuah persembahan {aslinya adalah susu} untuk Agni atau api yang disucikan sebagai simbol dewa Agni. William Monier menyatakan bahwa hal ini pertama kali disebutkan dalam kitab Atharwaweda{1000 BC} meskipun penuangan Gee dalam api ritual lebih dulu terdapat dalam Reg Weda {1400 BC}
Menurut Profesor Titib, upacara Homa hampir sama dengan upacara Agnihotra, sumbernya adalah Atharwaweda 6-97-1 dan di Regweda 10-66-8. Homa adalah upacara selamatan kepada dewa-dewa dengan menaburkan Ghrita pada api suci. Tujuan Agnihotra adalah untuk menetralisir alam semesta dari pengaruh dan tendensi duniawi. Barangsiapa yang menghalangi pelaksanaan Homa suci ini maka dalam hidupnya tidak akan dapat menumbuhkan dan merasakan kedamaian. –sumber