Mapegat berasal dari kata “pegat” yang berarti putus. Dengan menggunakan banten papegat, upacara Mapegat ini dilaksanakan bertujuan untuk memutuskan ikatan duniawi dan sekaligus untuk meningkatkan kesucian atman seseorang yang telah meninggal dunia sebagai rangkaian upacara ngaben di Bali yang dalam kutipan Balibaliohbali disebutkan bahwa :
Upacara yang juga disebut Mapepegat ini dilaksanakan di pintu kori masuk pekarangan rumah.
Mereka yang mengantarkan ke setra, menyelenggarakan upacara mepepegat, sebagai simbol pemutusan hubungan duniawi ini dengan sang meninggal yang sarananya disamping bebantenan satu soroh dengan tali benang yang dihubungkan pada daun carang dapdap.Setelah selesai banten (yadnya) dihaturkan, tali benang ini dilabrak masuk hingga putus yang menandai bahwa putusnya sebuah hubungan. –sumber