Informasi

Mengenal Setra Ganda Mayu

Setra Ganda Mayu (Gandamayu) adalah setra sebagai titik awal perjalanan bagi sang atman ke alam baka atau alam halus bhwah loka yang sebagaimana disebutkan majalah hindu raditya dalam mitos pohon angker dan kuburan, Setra Ganda Mayu berasal dari suku kata sansekerta yaitu : Setra artinya kuburan,  ganda berarti harum dan  mayu berarti mayat.  Jadi Setra […]

Prajapati adalah ‘nama’ lain dari Sanghyang Widhi, di mana istilah itu terdiri dari dua kata bahasa kawi, yaitu: ‘praja’ artinya ‘kemanusiaan (manusia)’ dan ‘pati’ artinya ‘inti’ sehingga secara harfiah prajapati disimpulkan sebagai ‘inti manusia’, yaitu ‘atman’ (roh) yang sama dengan/ pecahan brahman (Sanghyang Widhi). Saat roh masih dalam status Preta yang keluarganya belum menyelenggara upacara […]

Mamukur merupakan kelanjutan dari upacara ngaben sbg bentuk penyucian atma (roh) fase kedua. Mamukur berasal dari kata bhukur, bhu = alam dan ur = atas. Jadi mamakur adalah penyucian atma agar terlepas dari badan halusnya (suksma sarira) berupa sifat-sifat manusia dan keinginannya sehingga bisa menyatu dengan Sang Pencipta menjadi dewa pitara (roh suci). Ritual ini waktu pelaksanaannya […]

Jogor Manik (Sang Jogormanik) adalah Bhatara/Dewa dalam prabawaNya untuk mengadili atma, yang disebutkan Sang Jogormanik berstana di Tegal Penangsaran sebagai bagian dari Tri Mandala Pura Besakih. Bila Atma mencapai Neraka, maka nerakanya berupa asap dan disambut oleh Jogormanik (Ida Bathara Jogor Manik) serta para wil sebagaimana disebutkan dalam sorga dan neraka dalam upacara ngaben. Dalam kutipan […]

Setiap umat Hindu merayakan Hari Raya Saraswati, dalam banten-nya selalu ada jajan berwujud cecek atau seekor cecak. Bila ditanya mengapa dibuat jajan dengan bentuk seperti itu, jawaban yang kita peroleh, karena lambang ilmu pengetahuan Sang Hyang Aji Saraswati adalah cecak. Cecak adalah binatang yang bijak, sakti, dan magis. Buktinya? Jika umat Hindu di Bali ketika […]

Dalam setiap penanggalan pertemuan Pancawara (Umanis Pahing Pon Wage Kliwon) dengan Triwara (Pasah Beteng Kajeng) diperingati sebagai hari turunnya para bhuta untuk mencari orang yang tidak melaksanakan dharma agama dan pada hari ini pula para bhuta muncul menilai manusia yang melaksanakan dharma. Rerainan Kajeng kliwon diperingati setiap 15 hari sekali pada saat itu kita menghaturkan […]

Pura padharman walaupun berada di dalam komplek Pura Besakih,tetapi bukan merupakan pura kahyangan jagat (pura umum),tetapi bersifat pura khusus bagi keturunan atau warga-warga tertentu. Adapun pura yang tergolong sebagai pura padharman di komplek Pura Besakih antara lain: Pura Ratu Pasek Pura ini adalah salah satu dari Catur Parhyangan. Letaknya disebelah timur Pura Panataran Agung. Pura […]

Bangunan pelinggih Meru tersebut dibedah dari mitologinya, bahwa Meru adalah salah satu nama gunung di sorga loka. Salah satu puncaknya disebut kailasa sebagai tempat tinggalnya Dewa Siva. Gunung tersebut lalu diturunkan ke dunia menjadi gunung Himalaya di India, gunung Mahameru di Jawa dan gunung Agung di Bali. Untuk keperluan pemujaan, maka dibuatlah reflika gunung tersebut […]

Secara purwa loka atau kuna dresta pelinggih Kemulan Rong Kalih sebagai pengganti Rong Tiga. Maksudnya sama, yaitu untuk memuja Dewa Hyang atau Dewa Pitara Leluhur, Hyang Kompyang. Pada pelinggih ini dipercaya akan lebih mendekatkan dirinya dengan para leluhur yang terdiri atas Bapak (leluhur laki-laki) dan Ibu (leluhur wanita). Karena kedua beliau itulah yang amat berjasa […]

Kata “Taksu” adalah kata bahasa Bali (bukan Sanskerta atau Jawa Kuno atau Kawi) yang berarti kekuatan bathin atau kekuatan spiritual. Kekuatan di dalam diri yang memancarkan pesona, daya pukau, wibawa dan sekaligus karisma (Suhardana, 2011:157). Palinggih Taksu adalah palinggih dari Dewi Saraswati, sakti (kekuatan) Dewa Brahma dengan bhiseka Hyang Taksu yang memiliki fungsi memberikan kekuatan […]